BILA kondisi dan situasi yang terjadi Indonesia terus seperti begini, maka tidak ada jalan lain, kecuali umat Islam harus segera bangkit unt...
BILA kondisi dan situasi yang terjadi Indonesia terus seperti begini, maka tidak ada jalan lain, kecuali umat Islam harus segera bangkit untuk menyelamatkan NKRI yang kini tengah berada dalam kekuasaan Kafir dan Munafik.
Harus disadari bahwa sejak Covid-19 corona ini mewabah, maka sejak saat itu pula, manajemen pengelola negara semakin terlihat tidak mampu mengendalilan keadaan, bahkan permasalahan negara semakin meluas, dan semakin nampak jika sang presiden tak berdaya menghadapi situasi ini.
Sang Presiden, sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Ryaas Rasyid, mantan menteri, adalah biang keladi dari semua permasalahan di negeri. "Kemampuannya sebagai kepala negara sudah tidak bisa diharapkan. Kepemimpinan tidak kuat, karena memang bukan berasal dari partai," ucapnya.
Prof. Ryaas dalam analisisnya menyebutkan: "BANGSA KITA KINI SEDANG ALAMI ADZAB ALLAH SWT".
Dalam pandangan saya, bangsa kita ini sedang mengalami azab Allah SWT akibat salah pilih pemimpin. Kepemimpinan berbasis kebohongan ini mengundang kemurkaan Allah SWT. Azab itu berupa: 1. Kezaliman penguasa pada semua level. 2. Memburuknya kondisi kehidupan masyarakat lapisan bawah. 3. Rusaknya persatuan. 4. Konflik sesama ummat Islam. 5. Terpuruknya daya beli bersamaan dengan nilai rupiah (dobel negative = sudah daya beli jatuh akibat pengangguran dan PHK, nilai uang pun merosot). 6. Rusaknya moralitas penegak hukum.
Semua ini adalah akibat kehadiran para pembohong di puncak-puncak kepemimpinan negara dan pemerintahan. Bagaimana mereka akan mampu menghentikan Azab Allah SWT kalau masih terus menumpuk kebohongan?
Doa-doa para kiai dan ulama yang dikumandangkan pada acara-acara kenegaraan dan pemerintahan tidak akan sampai apalagi terkabul. Mereka hanya pelengkap upacara belaka. Maka salah satu jalan perjuangan untuk kembalinya berkah dan rahmat Allah SWT kepada bangsa ini adalah kebangkitan para pejuang melawan kebohongan. Sudah beberapa tahun ini kebohongan menyebar dan beranak pinak.
Kita yang sadar akan hakikat realitas politik dan sosial ekonomi yang semakin buruk ini merasakan betapa bangsa Indonesia terkepung dan terkooptasi oleh kebohongan yang sistematis, sehingga telah sampai pada kondisi yang membahayakan eksistensi kebenaran.
Kalau semua ini tidak bisa dihentikan, bukan tidak mungkin kebenaran hanya akan tinggal sebagai kenangan belaka, bahkan jadi bahan olok-olokan. "Kebohongan adalah musuh besar peradaban!” ***